Kamis, 12 April 2018

Eksistensi Media Cetak di Era Digital


Tak dapat dipungkiri, saat ini industri media semakin berkembang dan seolah tak terbendung keberadaannya. Baik itu media cetak, televisi, dan media online saling bersaing untuk mendapatkan hati pembaca maupun penontonnya. Di era digital saat ini, eksistensi media cetak yang notabene dianggap awal kita mendapatkan informasi, semakin tergerus oleh media online. Media cetak yang meliputi majalah, buletin, dan koran semakin menurun populartisnya. 

Media cetak adalah  sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Media cetak merupakan bagian dari saluran informasi selain media eletronik atau digital. Di tengah dinamika maraknya teknologi di masyarakat yang semakin pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal dibandingkan dengan media elektronik dan media digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih konsumen yang menantikan informasi yang dibawanya.

Kita sudah cukup mengenal media cetak khususnya koran. Sebelum era digital menyerang, koran cukup diminati banyak kalangan. Hal itu terbukti dari adanya koran – koran nasional seperti Koran Warta Kota, Republika, Harian Indonesia, Bisnis Indonesia Media Indonesia, Tempo, Kompas, dan masih banyak koran lainnya. Hal itu membuktikan bahwa media cetak khususnya koran banyak hadir untuk menyampaikan informasi sesuai yang diperlukan pembaca. Misalnya koran Bisnis Indonesia menginformasikan tentang bisnis yang ada.

Namun terlepas dari hal itu, media cetak dan media digital memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing serta terdapat banyak unsur pembentuk keduanya. Unsur utama keduanya ialah informasi. Sebenarnya, baik itu media cetak maupun media digital khususnya online sama – sama menyajikan informasi yang didapat dari peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan, peristiwa yang sedang terjadi dari proses wawancara kepada narasumber yang dituju. Hal yang membedakan keduanya ialah bentuk pengemasannya. Informasi yang didapat tidak langsung diterbitkan atau diedarkan begitu saja. Butuh beberapa proses atau tahapan yang diperlukan.
Hal yang diperlukan dalam penyebaran informasi ialah informasinya atau beritanya. Perlu dilakukan pencarian berita untuk nantinya akan disebarkan kepada masyarakat. Berita yang baik adalah berita yang memiliki unsur keberitaan, yaitu Apa peristiwa yang sedang terjadi, siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut, kapan persitiwa tersebut terjadi, dimana tempat peristiwa itu terjadi, mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut atau yang biasa disingkat menjadi 5 W + 1 H.

Selain itu, berita yang harus diinformasikan harus mempunyai ciri berita yaitu faktual yang berarti informasi tersebut harus nyata atau benar adanya. Lalu aktual, peristiwa yang terjadi sedang hangat diperbincangkan, selanjutnya netral yaitu berita tidak boleh memihak salah satu pihak karena nantinya dikhawatirkan akan terjadi perpecahan. Berita harus menampilkan informasi yang jelas atau lengkap agar tidak ada kerancuan informasi yang dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap informasi tersebut. Berita harus berisi informasi yang penting, yang dibutuhkan masyarakat. Berita juga harus menarik, baik itu dari segi informasi maupun segi bahasa yang digunakan.
                                             
Setelah informasi yang didapatkan cukup lengkap untuk dijadikan sebuah berita, maka wartawan akan menyusun hasil liputannya tadi kedalam tulisan yang menyajikan informasi utuh untuk para pembacanya. Setelah tulisan disusun maka hasil tulisan tersebut akan memasuki tahap seleksi dan editing. Biasanya proses seleksi dilakukan oleh pemimpin redaksi dan editing dilakukan oleh editor bahasa. Selain itu, biasanya tiap koran sudah menetapkan pilihan bahasa baku yang digunakan untuk korannya. Contohnya, Koran Kompas. Dari pengalaman yang saya alami dan informasi yang saya dapatkan setelah magang di koran harian kompas tahun 2015 bahwa editor koran kompas mengatakan di Kompas sendiri editing naskah menggunakan dua cara yaitu manual dan mesin. Jika menggunakan mesin atau alat, cara kerjanya serupa dengan kita akan meng-scan dokumen. Naskah akan muncul dilayar komputer, jika terdapat kata – kata yang tidak sesuai maka akan muncul highlight merah pada kata tersebut.

Setelah naskah ditangan editor dan sudah diperbaiki maka naskah sudah siap pada tahap penginformasian. Di hal ini lah yang membedakan pengemasan media cetak dan media digital khususnya media online. Jika di media cetak, berita yang sudah siap akan langsung memasuki tahap pencetakan di kertas. Berbeda jika kita akan menerbitkan berita kita di media online. Apabila kita akan menerbitkan berita di media online, kita memerlukan sebuah akun di dalam website atau portal berita tersebut, sehingga kita menjadi author dari berita tersebut.

Hal lain juga yang membedakan media cetak dengan media digital online yaitu panjang tidaknya suatu berita. Media cetak khususnya koran menyajikan berita secara lengkap dan sangat terperinci, sedangkan berita yang ada di media digital online cenderung menampilkan berita yang singkat karena ini terkait dengan daya tahan manusia yang terbatas ketika menatap layar ponsel pintarnya. Jika tulisan dalam media online panjang, maka mata akan lelah membaca. Selain itu, tulisan dalam media online harus ringkas karena menyesusaikan dengan tingkat kesibukan manusia yang tinggi. Hal ini lah yang menyebabkan tingkat membaca di media cetak ditinggalkan karena adanya teknologi yang menyuguhkan berita dengan mudah tanpa harus repot – repot membawa kertas yang berisikan informasi yaitu koran. Dengan ponsel pintarnya dapat membaca berita yang singkat namun mendapatkan informasi yang dibutuhkan ataupun informasi yang hanya sekedar ingin tahu.

Terlepas dari hal itu, sampai sekarang masih ada masyarakat yang membutuhkan informasi yang lengkap dan terbukti keakuratannya yaitu koran. Saya mengatakan hal itu karena koran merupakan sumber informasi yang keakuratannya tinggi. Hal itu disebabkan karena koran memiliki struktur atau tahap dalam pengolahan beritanya. Berbeda dengan media online, untuk dijaman sekarang seseorang mudah saja jika ingin menjadi wartawan dadakan. Jika kita melihat suatu peristiwa, kita bisa dengan mudah mengupdatenya di media sosial kita tanpa harus memerlukan pengeditan naskah dari editor.

Transisi dari media cetak ke arah media berbasis digital atau bisa dikatakan online, akan menimbulkan pertanyaan tentang bagaiman peranan dan eksistensi media cetak di masyarakat. Tak bisa dipungkiri teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat terutama dalam mendapatkan informasi. Lewat media digital, semua informasi bisa didapatkan dalam waktu yang relatif cepat. Hal ini juga yang membuat banyak media cetak mulai beralih mendigitalkan lembaran beritanya seperti Tempo yang kini telah hadir dalam format korantempo.com, tempo.com, dan majalah digital dengan akses berbayar.


Referensi : https://mwildan03.wordpress.com/2014/01/25/eksistensi-media-cetak-pada-era-digital/

HELLO


HOLLA! HOLLA!

Akhirnya setelah vakum menulis di blog selama 2 tahun, aku mutusin untuk mulai aktif lagi menulis blog. Kenapa tiba tiba aktif lagi? hitung - hitung melatih merangkai tulisan dan membuat artikel yang lebih bermanfaat dan tentunya orisinil. Aku juga bakal membuat konten yang lebih menarik dan tentunya lebih baik dari tulisan - tulisan aku sebelumnya.

Apa aja yang bakal aku tulis kira - kira di blog ini? sepertinya untuk memuat suasana baru dan membuat suasana lebih friendly diantara kita, aku akan lebih banyak nulis tentang pendapat aku entah itu mengenai makanan, film, ataupun lagu. Aku juga bakal memposting hasil tulisan gabutku yaitu puisi maupun cerpen - cerpen. Ohiya satu lagi, aku juga akan aktif nulis cerita di wattpad. Ditunggu aja ya!

Menurut kalian template blogku diganti atau ngga?